Ppmi mesir – Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump resmi mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima pelajar internasional mulai 22 Mei 2025. Keputusan ini memicu reaksi dari sejumlah negara dan lembaga pendidikan global.
“Baca Juga: Kebakaran Bengkel di Malang Hanguskan 15 Kendaraan“
HKUST Ambil Langkah Cepat Buka Pintu Tanpa Syarat
Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong (HKUST) langsung merespons kebijakan AS dengan membuka penerimaan tanpa syarat bagi mahasiswa internasional Harvard. Tawaran ini berlaku untuk pelajar yang sudah terdaftar maupun yang baru menerima tawaran dari Harvard.
Hong Kong Ingin Tarik Talenta Global Lewat Pendidikan
Kebijakan HKUST selaras dengan strategi pemerintah Hong Kong untuk memperkuat statusnya sebagai pusat pendidikan global. Langkah ini juga menjadi upaya strategis dalam menyikapi ketegangan antara AS dan dunia akademik.
Dukungan Pemerintah Hong Kong terhadap Mahasiswa Asing
Menteri Pendidikan Hong Kong Christine Choi menyatakan dukungannya atas kebijakan HKUST. Ia meminta semua kampus di Hong Kong untuk menampung mahasiswa terdampak kebijakan diskriminatif dari AS.
AS Tuduh Harvard Berpihak pada China dan Promosi Kekerasan
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem menuduh Harvard memfasilitasi kekerasan, antisemitisme, dan memiliki afiliasi dengan Partai Komunis China. Tuduhan ini menjadi dasar pencabutan izin Harvard.
China Kecam Politisasi Sektor Pendidikan oleh AS
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menanggapi keras langkah pemerintah AS. Ia menilai kerja sama pendidikan seharusnya mempererat hubungan dua negara, bukan menjadi senjata politik.
“Baca Juga: Drone Rusia Serang Kyiv, 3 Orang Tewas dan 11 Terluka“
HKUST Diapresiasi karena Respons Edukatif dan Inklusif
Langkah cepat HKUST mendapat pujian dari berbagai kalangan akademik. Banyak yang menilai universitas ini berhasil menunjukkan sikap terbuka, inklusif, dan bertanggung jawab dalam merespons krisis global.