Ppmi mesir – Ukraina kembali menyerang infrastruktur vital milik Rusia. Setelah menghancurkan 41 pesawat tempur Rusia, Ukraina kini meledakkan Jembatan Crimea dari bawah laut. Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengonfirmasi bahwa ledakan ini merupakan bagian dari operasi lanjutan mereka terhadap jalur logistik militer Rusia.
“Baca Juga: Wanita Muda Ditangkap karena Edarkan Sabu demi Gaya Hidup“
“Untuk ketiga kalinya, kami menghantam Jembatan Crimea. Kali ini dari bawah laut,” kata SBU dalam pernyataan resmi, Selasa (3/6/2025). Mereka menyebut serangan ini sebagai kelanjutan dari strategi militer yang telah dijalankan sejak invasi Rusia dimulai pada 2022.
Ledakan Gunakan Bahan Peledak Seberat 1 Ton Lebih
SBU mengungkap bahwa ledakan berasal dari bahan peledak seberat 1.100 kilogram. Peledak itu dipasang secara tersembunyi pada salah satu pilar bawah air jembatan. Mereka menyebut operasi ini dirancang selama berbulan-bulan.
Dalam video yang dirilis SBU, terlihat semburan air besar muncul dari bawah laut. Puing-puing tampak beterbangan, menandakan skala ledakan yang cukup besar. Foto-foto yang beredar menunjukkan kerusakan di bagian sisi jembatan. Namun, otoritas Ukraina belum merinci secara pasti tingkat kehancuran yang terjadi.
Serangan Ketiga Ukraina ke Jembatan Crimea
SBU mengingatkan publik bahwa serangan ini bukan yang pertama. Ukraina pernah menghantam Jembatan Crimea pada 2022 dan 2023. “Kami lanjutkan tradisi itu hari ini,” tambah SBU.
Jembatan Crimea sepanjang 19 kilometer menghubungkan Rusia dengan Semenanjung Crimea. Infrastruktur ini menjadi jalur utama logistik militer Rusia, khususnya untuk mendukung pasukan di Ukraina selatan.
Rusia Tanggapi Serangan Ini dengan Redam
Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa jembatan sempat ditutup selama tiga jam. Penutupan berlangsung antara pukul 04.00 hingga 07.00 waktu setempat. Namun, mereka tidak memberikan penjelasan teknis terkait insiden itu. Setelah penutupan, lalu lintas dilaporkan kembali normal.
Beberapa blogger militer pro-Rusia mengklaim serangan ini tidak menimbulkan kerusakan besar. Mereka berspekulasi bahwa Ukraina menggunakan drone laut dalam eksekusi serangan ini. Meski belum dikonfirmasi, penggunaan drone laut kian sering dilakukan Ukraina dalam perang ini.
Serangan Susulan setelah Operasi “Jaring Laba-laba”
Ledakan di Jembatan Crimea terjadi hanya beberapa hari setelah Operasi “Jaring Laba-laba” Ukraina. Dalam operasi tersebut, Ukraina meluncurkan 117 drone dan menghancurkan 41 pesawat pengebom Rusia. Serangan itu menyasar lima pangkalan udara besar, termasuk Dyagilevo dan Olenya.
SBU menilai serangan ke jembatan ini sebagai pukulan strategis lanjutan. Ukraina ingin melemahkan jalur pasokan militer Rusia dan menghambat mobilisasi logistik ke wilayah pendudukan di Ukraina selatan.
“Baca Juga: Israel Paksa Evakuasi RS Indonesia di Gaza“
Ukraina Terus Intensifkan Serangan Infrastruktur
Ukraina menunjukkan bahwa strategi mereka kini fokus pada penghancuran fasilitas militer dan logistik musuh. Serangan ke Jembatan Crimea dari bawah laut menjadi bukti terbaru bahwa Kyiv berani melakukan operasi berisiko tinggi di jantung wilayah musuh. Dunia kini menanti bagaimana Rusia akan merespons serangan yang semakin terarah dan terencana ini.