Ppmi mesir – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak tawaran Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjadi mediator konflik antara Iran dan Israel. Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Rabu (18/6/2025), Trump menyindir Putin agar menyelesaikan konflik dalam negeri lebih dulu.
“Baca Juga: 6 Pengedar Narkoba di Tangerang Diciduk, Ini Barang Buktinya“
“Saya berbicara dengannya kemarin dan dia menawarkan bantuan menjadi mediator,” ujar Trump saat meresmikan tiang bendera raksasa.
“Saya bilang, ‘tolong mediasi urusanmu sendiri dulu,’” lanjutnya sambil tersenyum.
Trump Sindir Putin soal Ukraina
Trump menyampaikan pesan itu dengan nada bercanda. “Vladimir, ayo kita mediasi Rusia dulu. Kamu bisa urus ini nanti,” katanya kepada awak media. Ia menekankan bahwa konflik di Ukraina masih belum selesai dan harus menjadi prioritas Putin.
Menanggapi pernyataan itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa Trump berbicara secara kiasan. “Kehidupan sangat padat, hingga hari sebelumnya terasa seperti kemarin,” ujar Peskov kepada kantor berita TASS.
Putin Tawarkan Diri Jadi Penengah Israel-Iran
Sebelumnya, Kremlin dan Trump mengonfirmasi bahwa mereka sempat berbicara pada Sabtu lalu. Saat itu, Putin menghubungi Trump untuk mengucapkan selamat ulang tahun ke-79.
Dalam konferensi pers di Saint Petersburg, Putin menyatakan keyakinannya bahwa konflik Israel-Iran masih bisa diselesaikan secara damai. “Menurut saya, solusi masih bisa ditemukan,” kata Putin dalam siaran langsung kepada jurnalis asing.
Putin Usulkan Kesepakatan Nuklir Sipil
Putin menegaskan bahwa kesepakatan damai harus menjamin keamanan Israel. Selain itu, perjanjian tersebut juga harus menghormati keinginan Iran untuk memiliki program nuklir sipil.
Ia juga mengkritik serangan Israel terhadap Iran. Menurutnya, agresi tersebut justru memperkuat dukungan rakyat Iran kepada pemerintahnya. “Kami melihat konsolidasi masyarakat Iran di sekitar kepemimpinan politik mereka,” tambah Putin.
Rusia Siap Bantu Program Nuklir Sipil Iran
Putin menyebut bahwa Rusia masih memiliki lebih dari 200 pegawai yang bekerja di fasilitas nuklir Bushehr, Iran. Ia menegaskan bahwa Rusia akan terus berkolaborasi dalam program nuklir sipil Iran.
“Baca Juga: Institut Riset Weizmann Hancur Diserang Iran, Ilmuwan Menangis“
Trump Kecam Perang Ukraina dan Singgung Iran
Di sisi lain, Trump kembali mengkritik Rusia atas invasi di Ukraina. Ia menyebut perang tersebut sebagai hal “sangat bodoh” dan meyakini bahwa perundingan damai tetap akan terjadi.
Trump juga menyinggung kemungkinan adanya perubahan rezim di Iran. “Bisa saja terjadi,” kata Trump. Ia menyebut Iran ingin melakukan perundingan langsung ke Gedung Putih terkait program nuklir mereka.
“Mereka ingin bertemu. Mereka ingin datang ke Gedung Putih – mungkin saya akan melakukannya,” pungkas Trump tanpa memberi rincian lebih lanjut.