Singapura Teliti Alergi Makanan Anak Lewat Studi Nasional

Ppmi mesir – Singapura meluncurkan studi nasional besar-besaran untuk meneliti alergi makanan pada anak-anak. Proyek ini diinisiasi oleh tim gabungan dari berbagai rumah sakit dan institusi medis terkemuka.

“Baca Juga: Pelaku Begal Mahasiswi Ditangkap, Sudah Beraksi Berulang

Studi ini merupakan respons terhadap meningkatnya jumlah kasus alergi makanan pada anak dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian akan berlangsung selama dua tahun dan terdiri dari dua fase besar.

Fase Pertama Dimulai dengan Survei Orang Tua

Penelitian dimulai sejak Februari 2025 dan akan melibatkan setidaknya 2.000 orang tua dan pengasuh anak usia 12 hingga 24 bulan. Para peserta akan diminta mengisi kuesioner tentang potensi alergi makanan yang dialami anak mereka.

Jika ada indikasi reaksi alergi, anak akan dirujuk ke dua rumah sakit utama: National University Hospital (NUH) atau KK Women’s and Children’s Hospital (KKH). Kedua rumah sakit ini akan melakukan evaluasi medis lanjutan terhadap anak-anak tersebut.

Fase Kedua Fokus pada Anak yang Telah Terdiagnosis

Fase kedua studi akan dimulai pada Juli 2025. Tim peneliti akan meneliti sekitar 400 anak yang telah didiagnosis mengalami alergi terhadap makanan seperti susu, telur, kacang tanah, dan kerang.

Anak-anak yang diteliti berusia antara 0 hingga 18 tahun dan telah mengalami alergi selama minimal enam bulan. Fokus utama adalah memahami karakteristik alergi yang paling umum berdasarkan usia anak.

Telur, susu, dan kacang tanah cenderung memicu alergi pada anak usia dini. Sementara itu, alergi terhadap kerang lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa muda.

Peningkatan Kasus Dorong Urgensi Penelitian

Chong Kok Wee dari KKH menyatakan bahwa pihak rumah sakit melihat peningkatan signifikan dalam kasus alergi makanan. Kondisi ini dianggap mengkhawatirkan dan perlu penanganan berbasis data ilmiah.

Pihak rumah sakit berharap studi ini bisa memberikan pemahaman menyeluruh tentang tren dan penyebab alergi makanan. Dengan data yang valid, tim medis bisa menyusun strategi pencegahan dan perawatan yang lebih tepat.

“Baca Juga: Jeff Bezos Gagal Menikah di Venesia, Warga Tolak Acara Mewah

Studi Juga Perhatikan Dampak Psikologis Anak

Peneliti utama, Elizabeth Tham, menambahkan bahwa penelitian ini tidak hanya fokus pada sisi medis. Tim juga akan meninjau dampak alergi terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup anak-anak yang lebih tua dan remaja.

Menurut Tham, anak-anak dengan alergi berat kerap mengalami tekanan psikologis. Mereka mungkin merasa berbeda atau terisolasi karena harus menghindari makanan tertentu di sekolah atau lingkungan sosial.

Penelitian ini diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan dan panduan praktis bagi orang tua, guru, dan tenaga medis. Hasil studi juga akan digunakan untuk mengembangkan sistem pemantauan alergi di Singapura.