PM Singapura Kecam Aksi Israel di Gaza di Hadapan Macron

Ppmi mesir – Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, mengkritik keras tindakan Israel yang membatasi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Ia menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Jumat (30/5/2025) di Singapura.

“Baca Juga: 16 Mahasiswa Trisakti Wajib Lapor Usai Demo Ricuh

Wong menyebut tindakan Israel telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang mengerikan. Ia menegaskan bahwa pembatasan pasokan bantuan sama sekali tidak bisa diterima. Menurut Wong, kebijakan tersebut bahkan bisa melanggar hukum humaniter internasional.

“Israel memang memiliki hak membela diri, tetapi tanggapannya terlalu berlebihan,” ujar Wong. “Pembatasan terhadap bantuan ini tidak bisa dibenarkan,” tegasnya.

Singapura Dukung Gencatan Senjata dan Akses Bantuan

Wong menyatakan bahwa Singapura bergabung dengan suara dunia yang menyerukan penghentian kekerasan di Gaza. Ia menegaskan bahwa gencatan senjata dan kelancaran bantuan kemanusiaan harus menjadi prioritas utama.

“Kami menyerukan penghentian kekerasan, pengiriman bantuan tanpa hambatan, perlindungan warga sipil, dan pemulangan sandera,” kata Wong.

Ia juga menegaskan bahwa Singapura mendukung hak rakyat Palestina untuk memiliki negara sendiri. Wong menganggap solusi dua negara adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan konflik jangka panjang antara Israel dan Palestina.

Singapura Siap Hadiri Konferensi PBB untuk Solusi Damai

Wong mengonfirmasi bahwa Singapura akan berpartisipasi dalam konferensi internasional yang diselenggarakan PBB pada 17–20 Juni 2025. Konferensi ini merupakan inisiatif gabungan Prancis dan Arab Saudi.

Tujuan konferensi ini adalah merumuskan peta jalan menuju pembentukan negara Palestina sekaligus menjamin keamanan Israel. “Singapura siap bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mencapai solusi damai yang adil dan langgeng,” kata Wong.

Presiden Macron: Perancis Siap Bertindak Lebih Tegas

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Macron menyampaikan sikap keras terhadap tindakan Israel. Ia menyatakan bahwa Perancis akan memperkeras posisinya jika Israel terus menghalangi bantuan.

“Jika dalam beberapa hari ke depan tidak ada tanggapan yang sesuai, maka kami harus bersikap lebih tegas,” tegas Macron.

Ia menyebut keberadaan negara Palestina sebagai kewajiban moral sekaligus kebutuhan politik global. Menurut Macron, tanpa negara Palestina, perdamaian jangka panjang di kawasan sulit tercapai.

Dukungan Internasional Terhadap Gaza Terus Menguat

Sebelumnya, pada 19 Mei 2025, Inggris, Prancis, dan Kanada merilis pernyataan bersama. Mereka memperingatkan bahwa pembatasan bantuan oleh Israel berisiko melanggar hukum internasional.

Kementerian Luar Negeri Singapura juga telah menyerukan gencatan senjata segera. Mereka meminta Israel membuka akses bantuan dan melindungi warga sipil di Gaza.

Israel memang sempat melonggarkan blokade selama 11 minggu di awal Mei. Namun, bantuan yang masuk masih sangat terbatas. Pengiriman hanya bisa dilakukan melalui jalur PBB atau yayasan yang mendapat dukungan Amerika Serikat.

“Baca Juga: Longsor Gletser Terjang Swiss, Satu Desa Hampir Lenyap

Kesimpulan

Pernyataan tegas dari PM Wong dan Presiden Macron menambah tekanan internasional terhadap Israel. Negara-negara dunia semakin mendesak agar Israel menghentikan serangan dan membuka jalur bantuan ke Gaza.

Singapura menunjukkan sikap konsisten dalam mendukung solusi damai dan hak rakyat Palestina. Konferensi PBB yang akan datang menjadi momen penting untuk mendorong solusi jangka panjang atas krisis yang telah berlangsung puluhan tahun.