Ppmi mesir – Perdana Menteri Mongolia, Luvsannamsrai Oyun-Erdene, secara resmi mengundurkan diri pada Selasa, 3 Juni 2025. Keputusan itu diambil setelah hanya 44 dari 126 anggota parlemen menyatakan dukungan dalam pemungutan suara. Jumlah ini jauh dari ambang batas mayoritas yang dibutuhkan untuk tetap berkuasa.
“Baca Juga: Bengkel Mobil Terbakar di Legok, Dua Karyawan Terluka“
Dalam pernyataannya, Oyun-Erdene mengakui bahwa pemerintahannya telah kehilangan legitimasi untuk memimpin. Ia juga menyampaikan rasa bangganya karena pernah mengabdi kepada rakyat Mongolia selama menjabat.
Gaya Hidup Anak Perdana Menteri Tuai Kritik
Gelombang kritik publik muncul setelah unggahan media sosial putra Oyun-Erdene beredar luas. Warganet mengecam pesta pertunangan mewah anaknya yang diselenggarakan di hotel berbintang. Acara itu menampilkan barang-barang bermerek dan kemewahan lain seperti helikopter pribadi.
Warga Mongolia menilai gaya hidup anak perdana menteri tidak pantas di tengah kondisi ekonomi yang memburuk. Banyak warga harus menyisihkan hampir separuh pendapatan mereka untuk membayar pajak. Biaya hidup terus meningkat, dan masyarakat kini banyak yang bergantung pada utang.
Amina, seorang warga di Ulaanbaatar, mengatakan bahwa kemewahan keluarga Oyun-Erdene terasa seperti ejekan terhadap rakyat. Ia menegaskan bahwa tanpa sumber penghasilan yang jelas, kemewahan tersebut menimbulkan kecurigaan dan kemarahan.
Koalisi Pemerintah Runtuh, Rakyat Turun ke Jalan
Pemerintahan Oyun-Erdene sebelumnya didukung koalisi tiga partai, termasuk Partai Rakyat Mongolia dan dua partai oposisi. Namun, skandal yang melibatkan keluarganya memicu keretakan dalam koalisi tersebut. Sejumlah anggota parlemen koalisi bahkan ikut menuntut pengunduran dirinya.
Aksi protes terus berlangsung selama dua pekan di ibu kota Ulaanbaatar. Ribuan warga, terutama anak muda, turun ke jalan untuk menuntut keadilan. Mereka membawa spanduk dan poster yang mengecam gaya hidup elit para pejabat dan meminta perubahan sistem pemerintahan.
“Baca Juga: Nenek 88 Tahun di AS Lulus Kuliah Usai Tertunda 60 Tahun“
Masyarakat Tuntut Transparansi dan Reformasi Politik
Krisis ini menandai ketidakpuasan publik terhadap para pemimpin negara. Mereka menuntut transparansi mengenai kekayaan para pejabat dan reformasi politik yang lebih bersih. Masyarakat berharap pengunduran diri Oyun-Erdene menjadi awal dari perubahan nyata.
Situasi politik Mongolia saat ini masih belum stabil. Parlemen akan segera memilih pemimpin baru untuk membentuk pemerintahan yang bisa mengembalikan kepercayaan publik.