Pencurian Kabel Eurostar Ganggu Jadwal, Penumpang Terlantar

Ppmi mesir – Layanan kereta cepat Eurostar mengalami gangguan serius selama dua hari sejak Selasa, 24 Juni 2025. Gangguan ini terjadi setelah dua orang tewas di jalur kereta dan kabel sepanjang 600 meter dicuri di Prancis.

“Baca Juga: DPR Tanggapi Usulan Pemekaran Jawa Barat Jadi 5 Provinsi

Pencurian Kabel Picu Penundaan dan Pembatalan Massal

Kabel yang dicuri berada di jalur strategis Stasiun Lille Europe. Lokasi ini menghubungkan London, Paris, Brussels, dan Amsterdam. Akibatnya, ratusan penumpang terlantar di Stasiun Internasional St Pancras, London.

Banyak penumpang mengantre panjang dan harus membatalkan perjalanan. Eurostar mengimbau pelanggan untuk menunda atau membatalkan rencana keberangkatan mereka.

Eurostar Minta Penumpang Ubah Jadwal

Melalui pengumuman resmi, Eurostar menyarankan seluruh penumpang untuk mengganti jadwal atau mengajukan pengembalian uang tiket. Mereka memperkirakan layanan akan normal kembali sekitar pukul 15.00 waktu setempat, Rabu.

Pihak Berwenang Selidiki Dugaan Sabotase

Polisi Prancis langsung menyelidiki insiden pencurian tersebut. Tim teknis dan petugas keamanan telah diterjunkan ke lokasi kejadian.

Di sisi lain, Belanda juga melaporkan gangguan jaringan kereta pada hari yang sama. Menteri Kehakiman Belanda, David van Weel, menyebut insiden itu bisa jadi upaya sabotase menjelang KTT NATO di Den Haag.

Kecurigaan Mengarah pada Aksi Terencana

Menurut van Weel, pelaku sabotase bisa saja kelompok aktivis atau pihak negara tertentu. Ia menegaskan, penyelidikan sedang dilakukan secara menyeluruh.

Tim Teknisi Bekerja Penuh Memperbaiki Jalur

Perusahaan TER Hauts de France mengerahkan 15 teknisi dan spesialis kabel untuk memperbaiki jalur yang rusak. Penundaan dan pembatalan masih terjadi hingga sore hari di wilayah Lille Europe.

“Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Guizhou, 80 Ribu Warga Dievakuasi

Insiden Mengganggu Stabilitas Regiona

Gangguan Eurostar berdampak pada konektivitas kawasan Eropa Barat. Insiden ini juga meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan menjelang pertemuan diplomatik penting seperti KTT NATO.