Ppmi mesir – Pemerintah Thailand menutup hampir seluruh pintu masuk darat ke Kamboja. Penutupan ini dipicu meningkatnya ketegangan wilayah yang berujung bentrokan militer.
“Baca Juga: Komandan Garda Revolusi Iran Muncul, Bukan Tewas“
Pintu masuk Ban Khlong Luek di Provinsi Sa Kaeo turut ditutup. Padahal, gerbang ini menjadi jalur utama menuju kota Siem Reap, lokasi kompleks bersejarah Angkor Wat.
Akibat penutupan, puluhan pekerja dan wisatawan tertahan di perbatasan utama kedua negara pada Selasa (24/6/2025).
Pekerja Lintas Negara Tak Bisa Pulang
Malin Po, pedagang pakaian asal Kamboja, terjebak di wilayah Thailand. Ia biasa melintasi perbatasan setiap hari untuk berdagang.
“Saya ingin pulang tadi malam tapi terpaksa tidur di toko karena polisi melarang saya menyeberang,” ujarnya.
Ia menyebut tidak mendapat penjelasan resmi. “Tak seorang pun memberi tahu kenapa. Banyak dari kami hanya bisa pasrah,” tambahnya.
Penutupan ini bukan hanya mengganggu pekerjaan. Warga yang menghadapi krisis pribadi pun terkena dampaknya.
Keluarga Berduka Tak Bisa Lewat
Chanta Wo, tukang kayu asal Kamboja, mencoba menyeberang bersama istri dan dua anaknya. Ia ingin pulang setelah mendengar ibu mertuanya meninggal.
Namun, polisi mencegah mereka melewati perbatasan. Chanta bahkan mengganti popok bayinya di bangku dekat pos pemeriksaan.
“Saya dihalau oleh polisi. Saya sangat khawatir,” kata Chanta dengan suara cemas.
Pasukan anti huru-hara terlihat berjaga di pintu perbatasan. Banyak warga yang akhirnya kembali ke Thailand dengan kecewa.
Wisatawan Asing Juga Jadi Korban
Turis asing pun terkena imbas. Matteo Toso, wisatawan asal Italia, terpaksa menghentikan rencana perjalanan daratnya ke Kamboja.
“Saya mungkin harus kembali ke Bangkok dan naik pesawat ke Kamboja. Biayanya tentu lebih mahal,” ujarnya.
Toso juga khawatir ketegangan ini akan merusak sektor pariwisata kawasan tersebut.
Warga Kamboja Serukan Perdamaian
Dari sisi Kamboja, puluhan orang juga tertahan di perbatasan. Phong Ratanak, penjual makanan laut, berharap konflik cepat berakhir.
“Saya berharap Kamboja dan Thailand bisa berdamai agar rakyat bisa hidup saling menguntungkan,” katanya.
Penutupan Dilakukan Militer Thailand
Militer Thailand menutup perbatasan di tujuh provinsi yang berbatasan langsung dengan Kamboja. Hanya kasus medis dan pelajar lintas negara yang mendapat pengecualian.
Konflik perbatasan ini telah berlangsung sejak awal abad ke-20. Penyebabnya adalah penarikan garis batas kolonial sepanjang 800 kilometer oleh Perancis.
Sejak 2008, konflik ini telah menewaskan sedikitnya 28 orang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan sempat mereda.
“Baca Juga: Intelijen AS: Serangan B-2 Tak Rusak Inti Nuklir Iran“
Insiden Baru Picu Ketegangan Ulang
Bentrokan bulan lalu yang menewaskan seorang tentara Kamboja membuat konflik kembali memanas. Negosiasi damai pun berhenti total.
Kamboja kemudian menghentikan impor bahan bakar dan produk pertanian dari Thailand sebagai bentuk respons.
Krisis ini juga berdampak pada posisi Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra. Ia dituduh terlalu lunak pada Kamboja setelah rekaman pembicaraannya dengan Hun Sen bocor.
Sementara itu, petugas perbatasan Thailand belum mendapat arahan lanjutan soal pembukaan kembali pos.
“Kami hanya menjalankan perintah militer dan belum mendapat informasi lanjutan,” kata seorang petugas di lokasi.