Ppmi mesir – Israel menggempur Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, Gaza Selatan, pada Selasa (14/5/2025) malam. Serangan tersebut diklaim untuk menargetkan Mohammed Sinwar, pemimpin de-facto Hamas.
“Baca Juga: Jokowi Tawarkan Bantuan Hukum ke Dosen UGM soal Ijazah“
Rumah Sakit Nasser di Khan Younis juga ikut terkena serangan
Menurut pejabat senior Israel, Mohammed Sinwar berada di lokasi saat serangan terjadi. Israel menyebut rumah sakit itu digunakan sebagai pusat komando Hamas.
Serangan udara menghantam halaman rumah sakit dan menyebabkan 28 orang tewas. Tim pertahanan sipil Gaza menyampaikan data korban tewas itu pada Rabu (14/5/2025).
Rumah Sakit Nasser di Khan Younis juga ikut terkena serangan udara. Seorang jurnalis yang dirawat di rumah sakit itu dilaporkan meninggal.
Dr Saleh Al Hams, kepala keperawatan Rumah Sakit Eropa, menyatakan beberapa orang terkubur di bawah reruntuhan. Ia menyebut kondisi rumah sakit sangat mengkhawatirkan.
Tim medis segera memindahkan pasien ke ruangan yang lebih aman di dalam kompleks rumah sakit. Mereka bekerja di bawah tekanan dan keterbatasan alat.
Militer Israel (IDF) mengklaim bahwa serangan itu menyasar infrastruktur bawah tanah milik Hamas. Mereka menyebut tempat itu sebagai pusat kendali para teroris.
Namun, IDF tidak menyebut nama Mohammed Sinwar secara langsung sebagai target.
Hamas menanggapi klaim Israel dengan pernyataan tegas. Mereka menyatakan hanya perwakilan resmi Hamas yang berhak memberi konfirmasi terkait Sinwar.
Serangan ini terjadi sehari setelah Hamas membebaskan sandera Edan Alexander, warga Amerika-Israel. Hamas menyerahkan sandera itu langsung kepada pemerintah Amerika Serikat.
Israel tidak dilibatkan dalam pembebasan sandera tersebut. Langkah Hamas ini dianggap sebagai sinyal diplomatik kepada Amerika Serikat.
Dalam waktu yang sama, Israel mengirim delegasi ke Doha, Qatar. Mereka mengikuti pembicaraan gencatan senjata dengan mediator internasional.
Namun, serangan ke Khan Younis dianggap dapat mengganggu proses negosiasi yang sedang berlangsung.
Pejabat Israel menganggap Mohammed Sinwar sebagai sosok militan yang keras. Ia juga diduga terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 ke wilayah Israel.
“Baca Juga: Ledakan Garut Tim Susun Detonator, TNI Beberkan Kronologi“
Sebelum tahun 2016, Mohammed Sinwar memimpin Brigade Hamas di Khan Younis. Saat ini, ia diyakini sebagai otak strategi militer Hamas yang tersisa.