Ppmi mesir – Militer Israel melancarkan operasi udara besar sejak Jumat, 13 Juni 2025. Mereka mengklaim telah menewaskan lebih dari 20 komandan militer Iran dalam serangan tersebut. Target utama adalah fasilitas strategis yang dikaitkan dengan aktivitas militer dan nuklir Iran.
“Baca Juga: Singgung Agama, Warga Amuk Pria Usai Ribut dengan Kurir“
Jenderal Mohammad Bagheri Masuk Daftar Korban
Salah satu korban yang disebut tewas adalah Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran. Israel juga menyebutkan beberapa komandan senior lainnya dari Garda Revolusi Iran (IRGC) turut menjadi korban.
Sembilan Ilmuwan Nuklir Iran Dilaporkan Tewas
Selain komandan militer, Israel mengaku telah mengeliminasi sembilan ilmuwan dan pakar senior. Mereka diduga terlibat dalam pengembangan senjata nuklir Iran. Semua identitas ilmuwan itu, menurut Israel, telah diverifikasi dan dilaporkan secara internal.
Serangan Berdasarkan Intelijen Militer Israel
Militer Israel menyatakan bahwa semua serangan dilakukan berdasarkan data intelijen akurat. Mereka menyebutkan bahwa operasi ini adalah bagian dari misi bernama “Rising Lion” atau “Kebangkitan Singa”. Serangan ini, kata mereka, menjadi pukulan telak bagi ambisi nuklir Iran.
Komando Udara Iran Diserang saat Rapat Bawah Tanah
Dalam pernyataan terpisah, Israel mengklaim telah menyerang pusat komando bawah tanah di Iran. Lokasi tersebut sedang digunakan oleh jajaran komandan Angkatan Udara Garda Revolusi. Israel menyebut, saat itu sedang berlangsung rapat militer untuk merancang serangan ke wilayah Israel.
Amir Ali Hajizadeh Diduga Jadi Korban
Menurut Israel, Komandan Angkatan Udara IRGC Amir Ali Hajizadeh tewas dalam serangan itu. Begitu pula dengan komandan pasukan drone dan kepala komando udara Iran. Israel menyebut serangan ini bagian dari operasi udara terkoordinasi menggunakan jet tempur.
“Baca Juga: Anggota DPRD AS dan Suami Ditembak Mati di Rumahnya“
Belum Ada Tanggapan Resmi dari Iran
Hingga artikel ini ditulis, pemerintah Iran belum memberikan pernyataan resmi. Tidak ada konfirmasi atau bantahan terkait klaim Israel tersebut. Situasi ini masih berkembang dan berpotensi memicu ketegangan lebih lanjut.