Iran Diserang AS, Rusia dan China Bakal Turun Tangan?

Ppmi mesir – Amerika Serikat meluncurkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir utama Iran pada Sabtu, 21 Juni 2025 malam. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa target serangan adalah Fordow, Natanz, dan Isfahan. Ketiga lokasi tersebut memainkan peran penting dalam program nuklir Iran.

“Baca Juga: 3 Anak Diculik di Makassar, Pelaku Gasak Perhiasan

China Kutuk Serangan dan Serukan Dialog

China merespons tegas serangan militer AS terhadap Iran. Media resmi CGTN menyebut langkah itu sebagai “titik balik berbahaya” di Timur Tengah. China mengingatkan bahwa intervensi militer kerap menimbulkan konflik berkepanjangan dan ketidakstabilan.

Presiden Xi Jinping menyerukan agar semua pihak, terutama Israel, menghentikan permusuhan. Xi juga menyatakan kesiapan China untuk menjadi mediator antara Iran dan Israel demi perdamaian regional.

Namun, analis kebijakan luar negeri menilai dukungan China hanya bersifat retoris. China dinilai enggan memberikan bantuan militer langsung karena fokus pada stabilitas domestik dan hubungan dagang global.

Rusia Beri Peringatan Sebelumnya

Meski belum merespons langsung setelah serangan, Rusia telah lebih dulu memperingatkan AS agar tidak ikut campur. Kepala badan energi nuklir Rusia bahkan menyebut serangan ke reaktor Bushehr bisa memicu bencana seperti Chernobyl.

Rusia dikenal sebagai sekutu kuat Iran dan punya sejarah kerja sama pertahanan serta energi nuklir dengan Teheran. Namun, perang di Ukraina membuat Moskwa berhitung matang sebelum mengambil langkah militer tambahan.

Trump Sebut Serangan AS Sukses

Presiden Trump menyatakan bahwa serangan ke Iran berjalan sangat sukses. Ia mengklaim semua pesawat tempur kembali dengan selamat usai menjatuhkan bom di Fordow.

Dalam unggahannya di Truth Social, Trump memberi selamat kepada tentara AS. Ia menyebut tidak ada militer lain di dunia yang mampu melakukan serangan seperti itu. Trump juga menyerukan perdamaian dan mendesak Iran untuk menyerah.

Gedung Putih menyampaikan bahwa Trump telah berbicara langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu usai serangan. Trump juga meminta Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk mengakhiri permusuhan.

Apakah Rusia dan China Akan Ikut Terlibat?

Dukungan Rusia dan China terhadap Iran masih bersifat diplomatis. Analis menilai kedua negara belum ingin ikut campur secara militer karena risiko eskalasi sangat tinggi.

China cenderung menghindari konflik bersenjata di Timur Tengah, sementara Rusia masih disibukkan perang di Ukraina. Namun, jika AS mendorong pergantian rezim di Iran atau menyerang lebih dalam, sikap Rusia dan China bisa berubah.

“Baca Juga: Iran dan AS Pernah Bekerja Sama di Proyek Nuklir Awal

Dunia Waspadai Perkembangan Selanjutnya

Situasi di Timur Tengah semakin memanas setelah keterlibatan langsung AS. Komunitas internasional menanti langkah lanjutan dari Rusia dan China, serta bagaimana Iran merespons tekanan militer dari Barat. Ketegangan geopolitik ini berpotensi memicu ketidakstabilan global jika tidak segera diredam melalui diplomasi.