Ppmi mesir – Amerika Serikat mendapatkan laporan intelijen bahwa Israel tengah mempersiapkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
“Baca Juga: Alat Angkut Kontainer Roboh di Pelabuhan Bitung“
Informasi ini muncul di tengah negosiasi antara AS dan Iran untuk mencapai kesepakatan baru terkait program nuklir Teheran.
Beberapa pejabat AS menyampaikan informasi ini kepada CNN dan menyebut potensi serangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Israel Dinilai Melihat Peluang Serang Iran
Menurut pejabat AS, peluang Israel melancarkan serangan kini meningkat drastis.
Mereka menilai Israel memanfaatkan momentum saat kekuatan militer Iran sedang melemah.
Sanksi ekonomi dan tekanan dari konflik regional membuat posisi Iran sangat rentan.
Persiapan Militer Israel Sudah Terpantau
AS memantau beberapa pergerakan militer Israel.
Mereka mengamati latihan udara intensif dan pengumpulan amunisi yang dapat digunakan dalam serangan presisi.
Beberapa sumber menilai hal ini bisa menjadi sinyal nyata atau sekadar upaya tekanan terhadap Iran.
AS Belum Ambil Sikap Resmi, Masih Fokus Diplomasi
Meski mendapat laporan intelijen, pemerintah AS belum menyatakan sikap resmi soal dukungan terhadap serangan Israel.
Gedung Putih masih mengedepankan pendekatan diplomatik dalam negosiasi dengan Iran.
Namun, Presiden Trump sudah menyatakan bahwa waktu untuk diplomasi semakin terbatas.
Surat Trump Beri Batas Waktu ke Iran
Pada Maret 2025, Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Surat itu memberi waktu 60 hari bagi Iran untuk menyepakati perjanjian baru.
Hingga kini, 60 hari telah berlalu dan hasil negosiasi belum mencapai kesepakatan konkret.
Israel Pertimbangkan Serangan Jika Kesepakatan Gagal
Sejumlah pejabat Israel mengisyaratkan bahwa mereka siap bertindak jika AS menyetujui kesepakatan yang tidak menguntungkan.
Seorang sumber menyebut, Israel bisa saja menyerang fasilitas nuklir Iran untuk menggagalkan perjanjian tersebut.
“Israel menyampaikan sinyal ini secara terbuka maupun tertutup kepada kami,” ujar pejabat AS.
Netanyahu Hadapi Tekanan Politik dan Diplomatik
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi tekanan besar dari dalam negeri.
Ia harus menolak kesepakatan yang dinilai merugikan tanpa merusak hubungan dengan AS.
“Ini tantangan besar bagi Netanyahu,” kata Jonathan Panikoff, mantan pejabat intelijen AS untuk kawasan Timur Tengah.
AS Ragukan Kemampuan Israel Bertindak Sendiri
Pejabat AS meragukan Israel mampu menyerang fasilitas nuklir Iran secara efektif tanpa dukungan AS.
Israel belum memiliki cukup kemampuan teknis seperti bom bunker-buster dan pengisian bahan bakar udara.
Namun, jika AS tidak bertindak, Israel siap mengambil langkah sendiri meski dampaknya mungkin bersifat jangka pendek.
Serangan Tidak Akan Selesaikan Masalah Permanen
Badan intelijen AS memperingatkan bahwa serangan hanya akan menunda program nuklir Iran.
Serangan tidak akan menghentikan program secara permanen tanpa solusi diplomatik.
Namun, jika Iran terus memperkaya uranium, konflik bersenjata bisa menjadi pilihan terakhir.
“Baca Juga: Pakistan Tuduh India Dalangi Serangan Bus Sekolah“
Penutup:
Informasi tentang rencana serangan Israel menambah ketegangan di Timur Tengah.
AS kini berada dalam posisi sulit untuk menyeimbangkan diplomasi dan tekanan militer.
Keputusan Israel dalam beberapa minggu ke depan bisa memicu perubahan besar di kawasan tersebut.