Ilmuwan Diusir AS, Kini Bantu China Jadi Kekuatan Dunia

Ppmi mesir – Qian Xuesen adalah ilmuwan asal China yang pernah bekerja di pusat riset roket Amerika. Ia berperan besar dalam pengembangan teknologi rudal dan luar angkasa.

“Baca Juga: KPK dan Kementerian PU Bahas Dugaan Gratifikasi

Pada 1950-an, pemerintah AS mencabut izin tinggal Qian dan menuduhnya simpatisan komunis. Tuduhan itu muncul tanpa bukti kuat. AS kemudian mendeportasi Qian, yang justru menjadi otak utama program luar angkasa China.

Kini, museum di Shanghai menyimpan 70.000 artefak untuk mengenang jasa Qian. Ia dihormati sebagai pahlawan nasional China.

Karier Cemerlang Qian di Amerika Serikat

Qian lahir pada 1911 dan lulus dari Universitas Jiao Tong di Shanghai. Ia kemudian mendapat beasiswa ke MIT di Boston. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Caltech di bawah bimbingan ahli roket ternama, Theodore von Karman.

Qian bergabung dalam tim ilmuwan eksperimental bernama “Suicide Squad” yang merintis ilmu roket modern. Ia ikut mendirikan Jet Propulsion Laboratory (JPL) dan menjadi penasihat militer AS dalam Perang Dunia II.

Qian bahkan sempat dikirim ke Jerman untuk mempelajari teknologi roket Nazi bersama tim intelijen AS.

Karier Qian Hancur karena Kecurigaan Politik

Namun setelah berdirinya Republik Rakyat China pada 1949, situasi berubah drastis. AS mulai mencurigai semua warga keturunan China. Qian dituduh sebagai anggota Partai Komunis tanpa bukti yang jelas.

Ia lalu ditahan di rumah selama lima tahun. Pemerintah AS menolak semua pembelaan dari rekan-rekan ilmuwannya. Pada 1955, Presiden Eisenhower memutuskan untuk mendeportasi Qian ke China.

Qian pergi dengan kapal bersama istri dan anak-anaknya. Ia bersumpah tidak akan kembali ke Amerika.

Qian Jadi Pahlawan dan Pendiri Program Antariksa China

Setibanya di China, Qian tidak langsung dipercaya pemerintah komunis. Namun pada 1958, ia resmi bergabung dengan Partai Komunis China dan memimpin riset roket.

Dalam waktu 15 tahun, ia berhasil meluncurkan satelit pertama China ke luar angkasa. Ia juga melatih generasi ilmuwan baru dan meletakkan dasar eksplorasi bulan China.

Program rudal yang Qian bangun bahkan digunakan untuk menghadapi AS dalam berbagai konflik, seperti Perang Teluk dan serangan terhadap kapal AS di Laut Merah.

AS Kehilangan Ilmuwan Terbaiknya

Mantan pejabat tinggi AS menyebut deportasi Qian sebagai kesalahan strategis terbesar. Qian adalah aset ilmu pengetahuan global yang dibuang karena paranoia politik.

Menurut penulis dan jurnalis Tianyu Fang, tindakan AS terhadap Qian merupakan bentuk pengkhianatan. Ia menyebut keputusan itu sebagai langkah yang merugikan diri sendiri.

Banyak mahasiswa China di AS kini takut menghadapi perlakuan serupa.

“Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai 479 Drone di 10 Wilayah

Kisah Qian Menjadi Peringatan untuk Amerika

Sejarawan dan penulis menyebut kisah Qian sebagai bukti bahwa sains AS dibangun oleh imigran. Namun dalam suasana politik yang penuh ketakutan, para ilmuwan asing justru disingkirkan.

Pada 2019, China berhasil mendaratkan wahana antariksa di sisi gelap Bulan. Lokasi pendaratan itu bernama Kawah Von Karman—nama mentor Qian saat ia belajar di AS. Sebuah pengingat simbolis bahwa keputusan politik yang salah bisa mendorong pesaing menjadi adidaya.