Geert Wilders, Sosok Kunci di Balik Perubahan Politik Belanda

Ppmi mesir – Geert Wilders, pemimpin Partai Kebebasan (PVV), menarik diri dari koalisi pemerintahan Belanda pada Selasa, 3 Juni 2026. Langkah ini menyebabkan runtuhnya pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Dick Schoof. PM Schoof kemudian memilih mundur dari jabatannya.

“Baca Juga: KKB Tembak Mati 2 Pekerja Gereja di Papua

Koalisi yang bubar terdiri dari empat partai, yaitu PVV, VVD (Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi), NSC (Kontrak Sosial Baru), dan BBB (Gerakan Petani-Warga Negara). Perselisihan tajam soal kebijakan imigrasi menjadi penyebab utama perpecahan. Wilders mengaku kecewa karena rekan koalisinya tak mendukung kebijakan suaka ketat yang ia usulkan.

Pernyataan Tegas dari Geert Wilders

Wilders menyampaikan keputusannya setelah pertemuan terakhir dengan anggota koalisi. Ia mengatakan bahwa dirinya mendaftar untuk kebijakan suaka paling ketat, bukan untuk menyaksikan kehancuran negara.

Profil Singkat Geert Wilders

Geert Wilders lahir pada 6 September 1963 di Venlo, dekat perbatasan Jerman. Ia tumbuh dalam keluarga kelas menengah dan menempuh pendidikan menengah di kampung halamannya. Ia kemudian mengikuti sejumlah kelas hukum dari Universitas Terbuka di Belanda.

Pada 1981 hingga 1983, Wilders tinggal di Israel dan berkeliling Timur Tengah. Pengalamannya di negara-negara mayoritas Muslim itu membentuk pandangannya tentang Islam yang kemudian menjadi dasar ideologinya.

Perjalanan Politik dan Kontroversi

Wilders memulai karier sebagai pegawai industri asuransi sebelum terjun ke politik. Ia menjadi anggota DPR sejak 1998 dan memimpin PVV sejak 2006. Nama Wilders mencuat karena banyak pernyataan kontroversialnya.

Ia pernah menyerukan pelarangan jilbab di gedung publik. Pada 2014, ia dijatuhi hukuman karena menghina orang Maroko melalui demonstrasi. Meski begitu, ia kemudian dibebaskan. Pada pemilu 2017, Wilders menyebut warga Maroko sebagai “sampah” dan tetap memancing reaksi publik.

Gaya Politik dan Kehidupan Pribadi

Wilders dikenal sebagai figur karismatik dan lugas. Ia dijuluki sebagai “Donald Trump-nya Belanda” karena gaya rambut unik dan sikap anti-imigran. Di balik itu, Wilders dikenal ramah secara pribadi dan menjaga hubungan baik dengan lawan politiknya.

Ia hidup dalam pengamanan ketat selama hampir dua dekade karena sering mendapat ancaman. Wilders pernah berkata bahwa ia tidak bisa membayangkan berjalan sendirian di jalan umum.

Ia telah menikah selama 30 tahun dengan Krisztina, seorang mantan diplomat asal Hongaria.

“Baca Juga: Suhu Ekstrem di Saudi, Jemaah Haji Diminta Tetap di Tenda

Kesimpulan

Geert Wilders bukan hanya politisi kontroversial, tetapi juga tokoh yang berpengaruh besar dalam dinamika politik Belanda. Langkahnya menarik PVV dari koalisi membuktikan kekuatannya dalam menentukan arah politik nasional.