Ppmi mesir – Garis Kontrol (LoC) membentang sepanjang 740 kilometer dan menjadi batas de facto antara India dan Pakistan. Perbatasan ini memisahkan wilayah Kashmir dan menjadi titik panas yang terus memicu ketegangan. Sejak ditetapkan melalui Perjanjian Simla tahun 1972, LoC menjadi perbatasan paling termiliterisasi di dunia.
“Baca Juga: TNI AL Gagalkan Selundupan 1,9 Ton Sabu dan Kokain“
Ketegangan terbaru pecah setelah serangan di wilayah Pahalgam yang menewaskan setidaknya 16 orang di pihak India dan 40 warga sipil di Pakistan. Serangan tersebut memperparah ketegangan di sekitar LoC dan membuat masyarakat sipil semakin menderita.
Warga Sipil Jadi Korban Ketegangan Militer
Anam Zakaria, penulis asal Pakistan, menyebut warga di sekitar LoC selalu terdampak saat konflik meletus. Penembakan memaksa banyak keluarga masuk ke bunker. Mereka kehilangan ternak, mata pencaharian, serta akses ke rumah sakit dan sekolah. Zakaria menyebut ketidakstabilan ini merusak kehidupan warga sehari-hari.
Pakar hubungan internasional dari JNU Delhi, Happymon Jacob, mengungkap bahwa pelanggaran gencatan senjata di LoC terjadi dalam berbagai bentuk. Mulai dari tembakan jarak dekat hingga operasi militer berskala besar. Ia menekankan bahwa LoC dibentuk tanpa mempertimbangkan kehidupan warga Kashmir yang tinggal di sekitar perbatasan tersebut.
Ketegangan Dipicu Senjata Berat dan Minim Pengawasan
Jacob menyoroti kurangnya perhatian akademik dan kebijakan terhadap penggunaan senjata berat seperti mortir dan artileri. Padahal, India dan Pakistan sama-sama memiliki senjata nuklir, sehingga eskalasi dapat menimbulkan risiko besar.
Profesor Sumantra Bose dari London School of Economics membandingkan LoC dengan Garis Hijau antara Israel dan Palestina. Keduanya mencerminkan konflik yang berlarut-larut dan penuh ketegangan politik.
Gencatan Senjata 2021 Gagal Redam Konflik Jangka Panjang
Surya Valliappan Krishna dari Carnegie India menyebut eskalasi terbaru sebagai yang terburuk sejak gencatan senjata Februari 2021. Selama empat tahun terakhir, situasi relatif tenang, tetapi kini ketegangan kembali melonjak.
Pada periode 2000 hingga 2013, ribuan pelanggaran gencatan senjata tercatat. Pada 2016, lebih dari 27.000 warga perbatasan terpaksa mengungsi akibat penembakan lintas batas yang intens.
Konflik Ganggu Perjanjian Internasional
Ketegangan militer juga berdampak pada stabilitas diplomatik. India sempat menangguhkan Perjanjian Perairan Indus (IWT), sementara Pakistan mengancam keluar dari Perjanjian Simla. Kedua perjanjian ini menjadi dasar kerja sama dan stabilitas di kawasan.
Krishna menegaskan bahwa Perjanjian Simla merupakan fondasi LoC. Kedua negara telah sepakat untuk tidak mengubah batas wilayah ini secara sepihak, meskipun hubungan politik terus memanas.
“Baca Juga: Serangan Israel Tewaskan 120 Warga Gaza, RS Lumpuh Total“
LoC Jadi Perbatasan Paling Berbahaya di Dunia
Dengan sejarah panjang pelanggaran gencatan senjata dan dampak besar bagi warga sipil, LoC tetap menjadi perbatasan paling berbahaya. Perbatasan ini bukan sekadar garis pemisah, tapi juga simbol konflik berkepanjangan.