Bahaya Doom Spending dan Cara Mengatasinya

Ppmi mesir – Perilaku bahaya doom spending, atau belanja berlebihan, dapat berbahaya jika tidak segera disadari dan ditangani. Psikolog Novi Poespita Candra menjelaskan bahwa individu yang terlibat dalam perilaku ini sering kali sedang menghadapi kondisi emosional yang sulit, seperti stres, kecemasan, kebosanan, atau kesepian. “Doom spending, jika dibiarkan, bisa sangat merugikan,” katanya.

Pencarian Kesenangan Sementara Dengan Bahaya Doom Spending

Orang yang melakukan belanja impulsif biasanya mencari kebahagiaan melalui kesenangan sementara. Mereka seringkali menggunakan aktivitas belanja sebagai pelarian dari masalah atau rasa sakit yang mereka hadapi. Sayangnya, perilaku ini dapat menciptakan siklus di mana mereka terus-menerus mencari kepuasan dari belanja. Yang pada akhirnya bisa mengakibatkan masalah keuangan dan emosional yang lebih serius.

Baca Juga : 3 Cara Mudah Cek Pajak Motor Lewat HP, Anti Ribet!

Novi menyarankan agar mereka yang mengalami doom spending berusaha menemukan kebahagiaan dan ketenangan melalui cara yang lebih sehat. “Kebahagiaan sejati bukan hanya tentang merasa senang, tetapi tentang memiliki kecerdasan untuk memaknai setiap peristiwa, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan,” tambahnya.

Aktivitas dan Hubungan Sosial

Salah satu cara untuk menemukan kebahagiaan adalah dengan terlibat dalam aktivitas baru atau belajar hal-hal baru. Proses belajar dan pencapaian dari aktivitas tersebut bisa memberikan kepuasan yang lebih mendalam. Selain itu, membangun hubungan yang baik dengan keluarga dan teman serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial dapat mendatangkan kebahagiaan yang lebih bermakna. “Jika seseorang dapat menemukan kebahagiaan dengan kesadaran diri, maka mereka tidak akan mencari kesenangan melalui perilaku konsumtif yang berlebihan,” ujarnya.

Sementara itu, psikolog klinis Kasandra Putranto menyoroti bahwa iklan dan konten di media sosial dapat menjadi pemicu perilaku konsumtif. “Platform e-commerce dan iklan digital sangat mendorong konsumsi yang tidak perlu,” jelasnya. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk mengenali pemicu emosional yang membuat mereka belanja secara impulsif.

Untuk mencegah perilaku belanja yang berlebihan, disarankan agar individu menetapkan batasan pengeluaran berdasarkan prioritas dan memastikan bahwa mereka memiliki dana darurat untuk situasi tak terduga. Mencari cara untuk mengelola stres dan emosi juga sangat penting. Jika perlu, berkonsultasilah dengan profesional untuk mendapatkan bantuan dalam mengatasi masalah ini.

Dengan mengenali tanda-tanda doom spending dan mencari alternatif yang lebih sehat untuk menemukan kebahagiaan, individu dapat menghindari dampak negatif dari perilaku konsumtif yang tidak terkontrol.

Simak Juga : Shogen Itokazu Hadapi Tantangan Syuting Tiga Bahasa di Film “Tebusan Dosa”