Bangladesh Mencekam, Hampir 100 Orang Tewas

Ppmi mesir – Bangladesh saat ini tengah mengalami krisis sosial dan politik yang mendalam, ditandai dengan demonstrasi besar-besaran yang berujung pada kekerasan. Konflik yang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir ini telah mengakibatkan hampir 100 orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Kerusuhan ini menggambarkan ketegangan yang semakin meningkat antara pengunjuk rasa dan pemerintah di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sheikh Hasina.

Penyebab dan Eskalasi Demonstrasi

Awal Mula Protes

Aksi protes ini dimulai sekitar sebulan yang lalu oleh mahasiswa yang menuntut penghapusan sistem kuota untuk rekrutmen sektor publik di Bangladesh. Sistem kuota ini, yang dinilai kontroversial, memberikan keuntungan khusus bagi keturunan mantan personil militer yang berjuang dalam kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan pada tahun 1971. Meski sistem kuota tersebut telah dibatalkan oleh Mahkamah Agung Bangladesh, protes mahasiswa berkembang menjadi gerakan anti-pemerintah yang lebih luas.

“Baca juga: Kopi Ghee, Kopi Mentega India yang Menyehatkan”

Perkembangan Protes

Protes awalnya berfokus pada perubahan kebijakan kuota, namun seiring berjalannya waktu, tuntutan berkembang menjadi gerakan anti-pemerintah yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina. Pengunjuk rasa memprotes tidak hanya masalah kuota tetapi juga berbagai isu terkait pemerintahan dan kekuasaan politik yang ada.

Kekacauan dan Kekerasan: Dampak Protes

Bentrok dengan Aparat

Kerusuhan mulai meletus di berbagai kota besar, termasuk ibu kota Dhaka. Pengunjuk rasa melakukan serangan terhadap fasilitas publik seperti rumah sakit dan kendaraan. Di Dhaka, bentrokan yang terjadi di Lapangan Shahbagh dan beberapa area lainnya menyulut kerusuhan yang meluas.

Menurut laporan pihak kepolisian, kericuhan telah menjadikan seluruh kota seolah menjadi medan pertempuran. Di daerah Uttara, polisi terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan yang memblokir jalan utama. Serangan terhadap fasilitas seperti rumah sakit menunjukkan eskalasi kekerasan yang semakin tidak terkontrol.

Korban Jiwa dan Kerusakan

Hingga saat ini, lebih dari 91 orang dilaporkan tewas di seluruh negeri, termasuk setidaknya 14 polisi. Ribuan orang lainnya terluka dalam bentrokan ini. Pihak berwenang juga melaporkan bahwa banyak kendaraan telah dibakar dan infrastruktur publik rusak parah akibat kerusuhan.

Langkah Pemerintah dan Tindakan Darurat

Jam Malam dan Penutupan Akses Internet

Sebagai tanggapan terhadap situasi yang semakin memburuk, pemerintah Bangladesh telah mengumumkan pemberlakuan jam malam nasional tanpa batas waktu mulai pukul 18.00 waktu setempat. Selain itu, layanan internet seluler telah terputus, dan akses ke Facebook serta aplikasi perpesanan seperti WhatsApp juga dibatasi. Pengadilan juga akan ditutup tanpa batas waktu, dan hari kerja dari Senin hingga Rabu ditiadakan.

“Simak juga: Perusahaan Chip Intel Menghadapi Krisis Terburuk”

Tanggapan Internasional

PBB telah menyuarakan keprihatinan atas kekerasan yang terjadi di Bangladesh. Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, mendesak pemerintah untuk menghentikan kekerasan terhadap pengunjuk rasa yang tidak terlibat dalam tindakan kekerasan. Turk juga menyerukan kepada pemerintah untuk membebaskan mereka yang ditahan secara sewenang-wenang dan memulihkan akses internet.

Dinamika Politik dan Sosial di Bangladesh

Kritik terhadap Pemerintahan Sheikh Hasina

Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang telah memerintah Bangladesh sejak 2009, menghadapi tantangan terbesar dalam pemerintahannya. Kekuasaan yang lama dan tuduhan penyalahgunaan lembaga-lembaga negara untuk mengukuhkan posisi politiknya telah memicu ketidakpuasan yang mendalam di kalangan rakyat. Para pengkritik dan kelompok hak asasi manusia menuduh Hasina menggunakan kekuatan yang berlebihan untuk menumpas oposisi dan menekan perbedaan pendapat.

Konflik dengan Oposisi

Pemerintahan Sheikh Hasina juga harus menghadapi tantangan dari oposisi utama, Partai Nasionalis Bangladesh, yang memboikot pemilihan umum pada Januari lalu. Ketegangan politik ini memperburuk situasi sosial dan menciptakan latar belakang yang memicu protes dan kerusuhan saat ini.

Menanti Solusi dan Perubahan

Kerusuhan yang melanda Bangladesh adalah indikasi jelas dari ketidakpuasan yang mendalam di masyarakat terkait kebijakan dan kepemimpinan saat ini. Untuk mengakhiri kekerasan dan mengembalikan stabilitas, dibutuhkan dialog yang konstruktif antara pemerintah dan kelompok protes, serta langkah-langkah yang nyata untuk mengatasi tuntutan dan masalah yang diangkat. Sementara itu, dunia internasional akan terus memantau perkembangan situasi ini dengan penuh perhatian, menantikan tindakan-tindakan yang dapat membawa perubahan positif dan perdamaian di Bangladesh.