Gaza Krisis Pangan, 15 Truk Bantuan Dijarah Warga

Ppmi mesir – Sebanyak 15 truk bantuan kemanusiaan Program Pangan Dunia (WFP) dijarah saat memasuki wilayah Gaza.
Truk-truk tersebut seharusnya mengirim bantuan ke toko-toko roti di tengah krisis pangan yang memburuk.

“Baca Juga: Motor Roda Tiga Terbakar Usai Isi BBM di SPBU Bangkalan


WFP Sebut Penjarahan Akibat Keputusasaan dan Blokade

WFP menyatakan bahwa penjarahan terjadi akibat kondisi ekstrem yang dialami warga Gaza.
“Kelaparan, kecemasan, dan keputusasaan mendorong tindakan ini,” kata WFP dikutip dari Washington Post.

Lembaga tersebut menegaskan bahwa hanya pengiriman bantuan besar, cepat, dan aman yang dapat mencegah kerusuhan serupa.
WFP pun meminta Israel membuka akses bantuan lebih luas dan mengamankan jalur distribusi.


Bantuan Masuk Masih Jauh dari Cukup

Sejak ditekan internasional, Israel mengizinkan masuknya bantuan ke Gaza dalam jumlah terbatas.
Menurut data COGAT, sebanyak 107 truk bantuan memasuki Gaza pada Kamis lalu.

Bantuan tersebut mencakup tepung, makanan bayi, dan suplemen gizi.
Namun, jumlah ini masih jauh dari kebutuhan warga Gaza yang diperkirakan mencapai 500 truk bantuan per hari.

“Bantuan yang masuk belum menyentuh permukaan dari kebutuhan,” kata International Rescue Committee pada Jumat (23/5/2025).
Satu dari lima warga Gaza kini berada di ambang kelaparan parah, berdasarkan analisis yang didukung PBB.


Israel Klaim Blokade Bertujuan Tekan Hamas

Blokade Israel dimulai sejak 2 Maret 2025 untuk menekan Hamas agar membebaskan 58 sandera.
Namun, blokade dan operasi militer gagal memaksa Hamas menyerah.

Sebaliknya, warga sipil menjadi korban paling menderita akibat kelaparan dan minimnya akses medis.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 53.800 orang telah tewas sejak Oktober 2023.

Sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.
Jumlah ini belum termasuk korban yang masih tertimbun puing atau dimakamkan tanpa dokumentasi resmi.


Truk Bantuan Tidak Dijaga, Israel Tuai Kritik

Sejumlah organisasi bantuan mengecam kurangnya perlindungan terhadap truk-truk bantuan.
Mereka mengatakan bahwa pasukan Israel di lokasi penjarahan tidak memberikan intervensi.

PBB dan para pengemudi truk menyuarakan hal yang sama.
Namun militer Israel membantah dan mengklaim telah menargetkan para pelaku penjarahan.

Israel menyatakan telah berusaha keras memfasilitasi distribusi bantuan, meski laporan di lapangan berkata sebaliknya.


Dukungan Perang di Israel Mulai Menurun

Setelah serangan Hamas, banyak warga Israel mendukung operasi militer ke Gaza.
Namun kini, gelombang protes damai mulai bermunculan di dalam negeri.

Ratusan aktivis menggelar unjuk rasa di Israel selatan pada Jumat lalu.
Mereka menuntut gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

“Tidak ada keamanan dari perang yang tak berkesudahan,” teriak salah satu pengunjuk rasa.
“Keamanan tidak datang dengan membunuh anak-anak,” tambah yang lain.


“Baca Juga: Ibu di Australia Tewas Terseret Banjir Usai Ikuti Polisi

Gaza Butuh Akses Bantuan, Bukan Sekadar Janji

Situasi Gaza terus memburuk seiring blokade dan keterlambatan bantuan.
Organisasi kemanusiaan meminta akses tanpa hambatan agar warga sipil bisa selamat.

Penjarahan terjadi bukan karena kriminalitas, melainkan karena kelaparan yang ekstrem.
WFP dan lembaga internasional mendesak solusi cepat untuk menghindari bencana kemanusiaan lebih besar.