Israel Gempur Jabalia Gaza, 50 Warga Dilaporkan Tewas

Ppmi mesir – Militer Israel meluncurkan serangan udara ke wilayah Jabalia, Gaza Utara, pada Rabu (14/5/2025).
Serangan ini menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza.

“Baca Juga: NASA Temukan Pangkalan Nuklir AS Tersembunyi di Greenland

Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak yang tinggal di permukiman padat.
Seorang petugas medis menyebut serangan ini sebagai salah satu yang paling mematikan dalam beberapa pekan terakhir.

Ledakan besar merusak rumah-rumah warga dan meninggalkan puing serta korban luka di sekitar lokasi.
Tim penyelamat masih mencari korban di bawah reruntuhan hingga Rabu malam.


Konflik Memanas saat Trump Berkunjung ke Timur Tengah

Serangan di Jabalia terjadi bersamaan dengan kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke kawasan Timur Tengah.
Trump tiba di Riyadh, Arab Saudi, sehari sebelumnya dan menyampaikan pernyataan terkait situasi di Gaza.

Dalam pernyataannya, Trump menekankan pentingnya masa depan yang lebih baik bagi rakyat Gaza.
Ia juga mengapresiasi pembebasan Edan Alexander, satu-satunya sandera asal AS yang masih hidup.


Israel Diduga Serang Markas Hamas di Dekat Rumah Sakit

Media Israel melaporkan bahwa militer menargetkan bunker Hamas di dekat Rumah Sakit Khan Younis.
Serangan itu diduga menewaskan Mohammad Sinwar, saudara Yahya Sinwar dan pemimpin senior Hamas.

Hingga Rabu malam, belum ada konfirmasi resmi dari Israel atau Hamas mengenai keberadaan Mohammad Sinwar.
Saksi mata menyebut bahwa buldoser yang mendekat ke lokasi serangan juga terkena serangan lanjutan.


Krisis Kemanusiaan Memburuk di Gaza

Blokade total yang diberlakukan Israel sejak 2 Maret 2025 menyulitkan warga Gaza mendapatkan bantuan.
Warga menghadapi kelangkaan makanan, air bersih, dan pasokan medis di tengah konflik yang terus berlanjut.

Pemerintah AS mengusulkan pembukaan jalur bantuan baru melalui kontraktor swasta untuk mempercepat pengiriman logistik.
Israel telah menyetujui skema itu, namun rencana tersebut mendapat kritik dari komunitas internasional.


PBB Tolak Skema Bantuan AS karena Minim Kejelasan

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah lembaga kemanusiaan menolak rencana bantuan baru dari AS.
Mereka menilai skema tersebut tidak memiliki transparansi, pendanaan jelas, atau jaminan keamanan.

Lembaga-lembaga ini mendesak agar bantuan disalurkan melalui jalur yang lebih terbuka dan diawasi langsung.
Mereka juga meminta Israel membuka akses kemanusiaan untuk mencegah semakin banyak korban sipil.


“Baca Juga: Angklung RI Tampil Memukau di Festival Jazz Uzbekistan

Kesimpulan:

Serangan terbaru Israel menambah panjang daftar korban dalam konflik yang belum menunjukkan tanda mereda.
Meski pembebasan sandera membawa harapan, krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk.

Warga sipil menjadi pihak paling menderita di tengah perang dan blokade yang berkepanjangan.
Komunitas internasional diminta segera bertindak untuk mencegah bencana kemanusiaan lebih besar.